Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Cara Mudah Merawat & Budidaya Burung Love Bird

Cara Mudah ternak Burung Love Bird
google image
Cara Mudah Merawat & Budidaya/Menangkarkan Burung Love Bird tidaklah mudah. Butuh ketekunan, kecintaan dan kesabaran untuk membudidayakan burung ini hingga anda pun sukses. Maka dari itu, sebelum memilih budidaya burung ini, pastikan semua berawal dari hobi dan kecintaan anda. Sehingga, dalam kondisi apapun, anda pun tidak akan merasa kesulitan untuk membudidayakannya.

Nah, jika sudah benar-benar berminat, berikut ini 5 Cara Mudah Merawat & ternak/MenangkarkanBurung Love Bird.

Pertama, buat sangkar burungnya. Caranya adalah dengan menyiapkan kawat ram atau sangkar logam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Sarang ini dapat menampung sepasang burung Love Bird. Siapkan juga kotak bersarang yang berukuran 25 x 20 x 25 cm dari kayu. Tambahkan juga ranting untuk bertengger.

Kedua, ketahui bagaimana memilih jantan dan betina. Burung ini memiliki banyak jenis yang cukup terkenal di Indonesia seperti misalnya fisher lovebird, lovebird mawar, lovebird leher kuning dan lainnya. Tentu saja, masing-masing spesies tersebut tidak dimorfik seksual yang berarti akan sulit membedakan jantan dan betina karena fisiknya yang sama.

Untuk itulah, ada teknik khusus serta pengalaman yang dibutuhkan supaya dapat membedakan mana yang jantan dan yang betina. Secara fisik, membedakan jenis kelaminnya akan cukup sulit. Maka dari itu, jangan mudah tertipu oleh lovebird menikah sebab belum tentu jenis kelaminnya jantan dan betina.
Mudahnya, jika kita mengumpulkan sepasang Burung Lovebird tetapi dalam dua minggu tidak kunjung bertelur, itu berarti keduanya adalah bibit jantan. Sebaliknya, jika dalam waktu tersebut, ada dua burung lovebird dalam satu kandang dan dapat bertelur hingga lebih dari 6 telur, dapat diartikan bahwa keduanya adalah indukan betina.

Cara yang dilakukan oleh banyak pecinta burung di Indonesia adalah dengan menyentuh tulangnya guna membedakan jenis kelamin. Jika jarak antara kedua tulang supit renggang dan rasanya agak lentur, bisa dibilang bahwa burung tersebut berjenis kelamin betina. Namun, jika jarak antara tulang agak sempit dan keras, kemungkinan adalah induk jantan. Tetapi, cara ini tidak bisa dijadikan patokan, sebab belum 100% terbukti.
Untuk mengetahui jenis kelamin burung ini, kebanyakan orang barat akan mencabut bulu burung sehingga ada sedikit darah yang kemudian diuji di laboratorium khusus. Cara ini tentu menjadi cara yang akurat untuk mengetahui hasilnya.

Ketiga, ketahui usia produksi burung. Pada usia 8 bulan, burung Lovebird sudah bisa bertelur namun tidak cukup baik untuk produktivitasnya dalam usia tersebut. Sebab, usianya yang belum matang untuk produksi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penetasan. Idealnya adalah usia 1 tahun.

Keempat, pelajari cara penjodohan yang benar. Tentu saja burung ini hanya menikah dengan satu pasangan hingga mereka mati. Untuk mencocokkannya pun harus membutuhkan penanganan khusus. Caranya adalah dengan menempatkan Lovebird jantan dan betina di tempat terpisah namun sedikit didekatkan supaya bisa saling mengenal. Proses ini bisa dilakukan sekitar 3 hari atau bahkan 7 hari lamanya. Jika mereka sudah siap, maka bisa dilihat dari perilaku. Mereka akan sering menyanyi atau melakukan aktivitas lainnya yang menunjukkan birahi. Bagi pejantan, mereka akan cenderung merunduk dan membuka sayap dengan ekor yang naik turun.

Jika sudah siap disatukan, letakkan dalam satu kandang. Namun, pasangan akan gagal jika selalu mengejar-ngejar. Solusinya adalah dengan mengulangi proses penjodohan dengan pasangan lain. Atau, anda dapat mengumpulkan banyak lovebird dalam satu kandang besar dengan jumlah burung Lovebird jantan dan betina harus sama. Jika mereka sudah berjodoh, maka keduanya akan masuk kandang untuk kawin dan bertelur.

Terakhir adalah perawatan dan penangkaran. Tambahkan alas penetasan di bagian bawah glodok, sebar cabang, ranting kecil atau batang daun kulit jagung kering sehingga mereka dapat membawanya masuk dalam kandang. Semua harus dalam kondisi kering. Lingkungan harus benar-benar tenang untuk proses pengeraman. Jangan sering-sering melihat kandang.