Saksi Gerindra Kediri, Tangkap Kecurangan PDIP
Hasil quickcount dari LSI yang
menempatkan PDIP sebagai partai pemenang pemilu diurutan teratas rupanya
akan ternodai oleh kejadian upaya penggelembungan jumlah suara yang
dilakukan oleh KPPS di TPS 06 Desa Tawang Kecamatan Wates Kabupaten
Kediri Jatim. Karena telah didapatkan tindakan kecurangan dengan cara
memanipulasi jumlah rekapitulasi suara sebesar 54,5 % dari total
pencoblos yang sebenarnya untuk PDIP.
KEDIRI (SPNews) – Awalnya sejumlah saksi termasuk Hari Astuti saksi asal Partai Gerindra tidak menyadari dan tidak sempat mengoreksi berita acara jumlah hasil perhitungan suara yang harus ditanda tanganinya, namun kasusnya mulai diketahui setelah semua sudah selesai, karena saksi dari partai gerindra melihat adanya kejanggalan dari penjumlahan rekapitulasi yang dilaporkan.
Bagaimana tidak, jumlah total pemilih yang melakukan pencoblosan tertulis 220 orang, namun jumlah rekapitulasi suara yang disodorkan KPPS adala 360, sehingga ada selisih 140 atau 54.5 % suara yang illegal. Setelah dilakukan pencermatan data oleh tim saksi asal partai Gerindra, ternyata 140 suara yang berusaha disusupkan oleh KPPS diberikan kepada PDIP yang kini bertengger diurutan atas di Pileg 2014 versi LSI.
Hal ini membuat tim saksi dari partai Gerindra naik pitam dan berusaha mencari keberadaan KPPS sekaligus PPK untuk melakukan protesnya, namun sayangnya kedua orang kepanjangan tangan KPU ini menghilang. Namun setelah kejadian tersebut menjadi ramai, ternyata KPPS muncul dan mengaku bahwa dirinya tidak mengetahuinya.
“sebelumnya kami kehilangan jejak KPPS dan PPK yang tiba-tiba menghilang, tetapi setelah kasus ini kami ramaikan dan kami laporkan ke KPU, ternyata mereka muncul dan menjawab dengan enteng bahwa dirinya tidak mengetahuinya,” ucap Irwanto coordinator saksi partai Gerindra.
Singkat cerita, dalam semalam disepakati untuk dilakukan penghitungan ulang dan ternyata diketahui secara jelas bahwa KPPS dengan sengaja memasukan suara sejumlah 140 tersebut ke PDIP.
“setelah dilakukan penghitungan ulang, ternyata benar bahwa suara sejumlah 140 itu diberikan kepada PDIP,” jelasnya.
Sebagai komandan Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jatim, Irwanto menengarai bahwa kejadian ini merupakan tindakan yang sistemik karena kemungkinan besar dilakukan diseluruh wialayah Indonesia sehingga bisa memperoleh jumlah suara yang banyak.
“saya meyakini bahwa tindakan kecurangan yang dilakukan PDIP ini secara sistemik, dan diterapkan di seluruh wilayah se Indonesia, sehingga sekarang tercatat menjadi partai yang memperoleh suara tertinggi, kami akan mengusutnya hingga tuntas karena menurut UU Pemilu merupakan tindak pidana, sekaligus meminta kepada Bawaslu, KPU dan aparat hukum terkait untuk menindaklajuti kejadian ini,” ucap pria yang punya khas berambut gondrong ini.
Dirinya juga meminta agar kasus ini segera ditindak lanjuti oleh aparat terkait bersama penyelenggara pemilu secara nasional, agar segera diketahui perolehan suara yang sebenarnya.
"ini adalah bukti kecurangan yang fatal dan harus ditindak lanjuti secara hukum oleh bawas dan KPU, karena saya mencurigai bahwa PDIP juga melakukan hal sama di seluruh TPS se indonesia," tambahnya.(cox)
KEDIRI (SPNews) – Awalnya sejumlah saksi termasuk Hari Astuti saksi asal Partai Gerindra tidak menyadari dan tidak sempat mengoreksi berita acara jumlah hasil perhitungan suara yang harus ditanda tanganinya, namun kasusnya mulai diketahui setelah semua sudah selesai, karena saksi dari partai gerindra melihat adanya kejanggalan dari penjumlahan rekapitulasi yang dilaporkan.
Bagaimana tidak, jumlah total pemilih yang melakukan pencoblosan tertulis 220 orang, namun jumlah rekapitulasi suara yang disodorkan KPPS adala 360, sehingga ada selisih 140 atau 54.5 % suara yang illegal. Setelah dilakukan pencermatan data oleh tim saksi asal partai Gerindra, ternyata 140 suara yang berusaha disusupkan oleh KPPS diberikan kepada PDIP yang kini bertengger diurutan atas di Pileg 2014 versi LSI.
Hal ini membuat tim saksi dari partai Gerindra naik pitam dan berusaha mencari keberadaan KPPS sekaligus PPK untuk melakukan protesnya, namun sayangnya kedua orang kepanjangan tangan KPU ini menghilang. Namun setelah kejadian tersebut menjadi ramai, ternyata KPPS muncul dan mengaku bahwa dirinya tidak mengetahuinya.
“sebelumnya kami kehilangan jejak KPPS dan PPK yang tiba-tiba menghilang, tetapi setelah kasus ini kami ramaikan dan kami laporkan ke KPU, ternyata mereka muncul dan menjawab dengan enteng bahwa dirinya tidak mengetahuinya,” ucap Irwanto coordinator saksi partai Gerindra.
Singkat cerita, dalam semalam disepakati untuk dilakukan penghitungan ulang dan ternyata diketahui secara jelas bahwa KPPS dengan sengaja memasukan suara sejumlah 140 tersebut ke PDIP.
“setelah dilakukan penghitungan ulang, ternyata benar bahwa suara sejumlah 140 itu diberikan kepada PDIP,” jelasnya.
Sebagai komandan Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jatim, Irwanto menengarai bahwa kejadian ini merupakan tindakan yang sistemik karena kemungkinan besar dilakukan diseluruh wialayah Indonesia sehingga bisa memperoleh jumlah suara yang banyak.
“saya meyakini bahwa tindakan kecurangan yang dilakukan PDIP ini secara sistemik, dan diterapkan di seluruh wilayah se Indonesia, sehingga sekarang tercatat menjadi partai yang memperoleh suara tertinggi, kami akan mengusutnya hingga tuntas karena menurut UU Pemilu merupakan tindak pidana, sekaligus meminta kepada Bawaslu, KPU dan aparat hukum terkait untuk menindaklajuti kejadian ini,” ucap pria yang punya khas berambut gondrong ini.
Dirinya juga meminta agar kasus ini segera ditindak lanjuti oleh aparat terkait bersama penyelenggara pemilu secara nasional, agar segera diketahui perolehan suara yang sebenarnya.
"ini adalah bukti kecurangan yang fatal dan harus ditindak lanjuti secara hukum oleh bawas dan KPU, karena saya mencurigai bahwa PDIP juga melakukan hal sama di seluruh TPS se indonesia," tambahnya.(cox)
sumber: klik