Analisa Keuntungan Usaha Budidaya Udang Sistem Bioflok Untuk Lahan Sempit
Analisa
Usaha Budidaya Udang Sistem Bioflok Untuk Lahan Sempit
Analisa Usaha
Budidaya Udang Sistem Bioflok – Menggunakan sistem bioflok untuk
budidaya udang adalah solusi terbaik terutama jika diterapkan pada lahan
sempit. Bahan utama untuk kolam pembesaran adalah terpal yang dilengkapi dengan
kerangka besi wire-mesh. Kolam pembesaran ini harus bersifat portable dan dapat
dibongkar pasang dengan mudah. Dengan cara ini, maka anda pun dapat melakukan
budidaya dengan biaya yang murah, tanpa lahan yang luas dan dapat diterapkan
cara tebar padat.
Maksudnya adalah dalam kolam udang
seluas 1 m3, dapat menampung hingga 200 ekor udang. Cara ini lebih efektif
dibandingkan cara konvensional yakni kolam dalam tanah atau tambak yang setiap
hektarnya dapat ditebar sekitar 100.000 ekor. Artinya, dalam 1 m3, cara
konvensional hanya bisa menampung sekitar 10 ekor udang. Dengan kata lain,
sistem bioflok supra intensif dapat membantu anda meningkatkan produksi udang
bahkan hingga 20 kali lipat.
Untuk memulai budidaya dengan sistem
ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
1. Tidak
membutuhkan pergantian air. Sehingga dapat menghemat air bahkan sisa air
setelah panen dapat digunakan.
2. Jaga
mutu air dan kondisi kolam termasuk pH, kadar ammonia, oksigen terlarut serta
salinitas. Jaga kondisi air kolam dengan mesin aerator, probiatik, pupuk dan
dolomite.
3. Siapkan
pakan udang yang cukup.
Untuk memulai, anda harus melakukan
analisa terlebih dahulu guna mengetahui berapa pengeluaran yang dibutuhkan.
Sehingga, anda juga dapat mengetahui perkiraan modal yang harus disediakan.
Dengan menghitung pengeluaran untuk budidaya, maka anda juga dapat mengetahui
biaya yang harus digelontorkan untuk peralatan per siklus. Dengan menganalisa
terlebih dahulu, anda juga dapat memperkirakan biaya produksi, hasil penjualan
panen, hasil laba dan rugi, pendapatan per kolam serta terakhir adalah hasil
pendapatan per tahun.
Untuk lebih lengkapnya, berikut AnalisaUsaha Budidaya Udang Sistem Bioflok:
1. 1
unit kolam bulat (Diameter: 3 m, tinggi: 1,2 m):
Rp. 1.200.000
Dengan rincian:
Terpal karet :
Rp. 500.000
Besi wire-mesh 1,2m x 7,5 m : Rp. 500.000
Intalasi pembuangan :
Rp. 200.000
2. 1
unit Aerator komplit : Rp. 600.000
3. 1
pengukur suhu :
Rp. 20.000
4. 1
pengukur pH :
Rp. 100.000
5. 1
pengukur ammonia :
Rp. 150.000
6. 1
pengukur salinitas :
Rp. 80.000
7. 1
pengukur oksigen :
Rp. 230.000
______________________ +
______________________ +
Total Rp.
2.380.000
(Masa pakai hingga 4 tahun = 12
siklus tanam)
Sehingga, biaya peralatan per siklus
hanya Rp. 200.000.
Sedangkan untuk biaya produksi
adalah:
1. 1
Rean /500 ekor benur PL-15 Vaname :
Rp. 125.000
2. 100
kg Pakan Udang protein 38% :
Rp. 1.500.000
3. 1
Paket Probiotik :
Rp. 80.000
4. 1
Paket pupuk :
Rp. 75.000
5. 1
Paket Dolomit, Mineral, Vitamin dll. :
Rp. 125.000
6. Kebutuhan
lainnya :
Rp. 500.000
__________________ +
Total : Rp. 2.405.000
Untuk hasil penjualan panen sebagai
berikut:
Jika panen mencapai 50 ; 75 kg x Rp. 80.000
= Rp. 6.000.000
Sedangkan untuk perhitungan laba rugi
adalah berikut:
Laba :
Penjualan – (Biaya peralatan + biaya produksi)
:
Rp. 6.000.000 – (Rp. 200.000 + Rp. 2.405.000)
:
Rp. 3.395.000 per kolam.
Dengan hasil di atas untuk per kolam, maka
bisa dihitung pula jika anda ingin membuat 10 kolam. Sehingga hasil laba akan
mencapai sekitar:
10 x Rp. 3.395.000 = Rp. 33.950.000 per
siklusnya.
Artinya, pendapatan yang akan anda raup
dalam satu tahun adalah:
3 x Rp. 33.950.000 = Rp. 101.850.000
Nah, gimana? Apa anda tertarik berbudidaya
udang sistem bioflok jika sudah mengetahui Analisa Usaha Budidaya Udang Sistem
Bioflok dengan
lahan yang sempit?